Jumat, 28 Januari 2011

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

 
PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

Dalam kehidupan sehari-hari kita telah sering mendengar kata mahasiswa, baik di media elektronik maupun di media massa serta dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Kita semua pasti tahu apa itu mahasiswa. Jika kita menuntut ilmu di suatu Perguruan tinggi maka kita bisa disebut sebagai mahasiswa. Mahasiswa adalah sebutan untuk orang yang menuntut ilmu di Perguruan tinggi. Sama halnya dengan siswa yang menuntut ilmu di sekolah. Apakah mahasiswa memiliki peran yang sama  dengan siswa yang duduk di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas?

Jika seperti itu maka mahasiswa hanyalah seorang pelajar sama seperti anak Sekolah dasar. Kerjanya hanya belajar dan tidak ada aktivitas lain yang dikerjakan di luar kampus. Mahasiswa tidak lebih dari mesin pelajar yang diprogram hanya untuk belajar.

Mahasiswa sebenarnya bukan seperti itu. Mahasiswa sebenarnya bukanlah makhluk statis. Mahasiswa sangat dinamis dalam pergerakannya. Mahasiswa adalah manusia modern  yang  memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal yang baru. Karena itu mahasiswa tidak bisa disamakan dengan anak Sekolah dasar.

Mahasiswa yang sebenarnya memiliki tipe pemikiran yang kritis dan kreatif. Sejarah mengatakan bahwa perubahan-perubahan besar berawal dari para pemuda. Kita dapat melihat bagaimana peristiwa kebangkitan nasional, sumpah pemuda, proklamasi kemerdekaan Indonesia serta reformasi berawal. Semua tidak luput dari peran para pemuda. Begitu pula dengan berbagai peristiwa perubahan, revolusi dan pembaruan di beberapa belahan dunia. Walaupun banyak dari kita tidak memperdulikan hal tersebut dan hanya belajar, pulang dan tidak memperdulikan lingkungannya.

Mahasiswa memiliki cara berfikir yang khas. Berawal dari idealismenya, dia kritis terhadap persoalan-persoalan dan dengan kreativitasnya memberikan solusi-solusi dari persoalan yang ada. Tak jarang solusi yang mereka hasilkan merupakan hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya oleh generasi yang lebih tua. Banyak terobosan baru yang mereka lahirkan, karena mereka punya paradigma berpikir yang berbeda. Karena berbeda paradigma, maka biasanya antara generasi tua dan generasi muda terjadi konflik Pemikiran, antara paradigma lama dan paradigma baru. Kita dapat ambil contoh pada salah satu persitiwa besar yaitu proklamasi kemerdekaan. Terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda tentang kapan proklamasi harus dilakukan.
Potensi mahasiswa juga dapat dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan problem-problem yang ada. Tiada lain dengan riset, baik riset di bidang eksakta maupun noneksak.

Potensi-potensi itulah yang akan membuat mahasiswa dapat melakukan perannya. Syaratnya, potensi-potensi itu benar-benar dikembangkan secara optimal oleh mereka baik secara personal maupun komunal sehingga dapat menjadi senjata yang siap digunakan untuk memberikan kemanfaatan terbesar bagi masyarakat. Potensi dari aspek karakter dikembangkan dengan berbagai aktivitas yang mengasah softskill, baik melalui kegiatan organisasi, pelatihan-pelatihan maupun aktivitas keseharian mahasiswa di luar kegiatan akademik. Sedangkan potensi intelektualitas dibangun melalui semua kegiatan yang mengasah hardskill, yakni kegiatan belajar mengajar, pengkajian, penelitian dan juga pelatihan. Dengan begitu mereka memiliki kualifikasi dan kompetensi menuju profil mahasiswa ideal, yakni mahasiswa yang memiliki integritas moral, kredibilitas sosial dan profesionalitas keilmuan. Walaupun semasa saya menjadi pelajar di sekolah saat melihat mahasiswa hal pertama yang ada dalam pikiran saya, “mahasiswa itu anarkis yah, kok sampai-sampai ngerusak fasilitas” disinilah mahasiswa kehilangan jatidiri seorang mahasiswa sebenarnya, mahasiswa yang sesungguhnya harus mengayomi masyarakat, malah membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan peran mahasiswa itu sendiri yang merupakan agen perubahan untuk perubahan yang lebih baik. Hal inilah yang harus diperbaiki, mahasiswa memang harus kritis dan tanggap dengan lingkungan sekitar tetapi tidak dengan cara merusak fasilitas umum dan menganggu ketertiban masyarakat, jadilah mahasiswa yang membawa perubahan baik tanpa merusak dan bersifat anarkis dan berikan konstribusi terhadap bangsa dan negara.

Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.Disadari atau tidak, mahasiswa merupakan generasi penerus kepemimpinan. Maka sudah seharusnya kita sadar bahwa tongkat estafet kepemimpinan di Negeri ini akan diteruskan oleh mahasiswa. Di samping mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan bangsa ini, ternyata mahasiswa berperan lebih besar sebagai Agent of Change. Tugas mahasiswa jangan pernah terhenti, ketika pemerintah berjalan baik, mahasiswa harus senantiasa berperan untuk menjadi oposisi dengan tetap mengawal pemerintah untuk meneruskan kinerjanya. Saat pemerintah mengalami penurunan kinerja, sudah sepatutnya mahasiswa bergerak untuk senantiasa mengingatkan tentang bagaimana pemerintah seharusnya bekerja.
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Mahasiswa dapat memenuhi dirinya menjadi Iron Stock dengan memperkaya dirinya dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
Pengertian Iron Stock itu sendiri adalah mungkin saja didasarkan atas sifat besi itu sendiri yang akan berkarat dalam jangka waktu lama, sehingga diperlukanlah penggantian dengan besi-besi baru yang lebih bagus dan kokoh. Hal itu sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran.
Mahasiswa berperan juga dalam Social Control, dimana mahasiswa diposisi mengkontrol nilai-nilai sosial yang berada di masyarakat
Mahasiswa dalam hal hubungan dirinya ke masyarakat dapat berperan sebagai kontrol sosial atau Social Control, yaitu mengawasi dan membahas segala nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Yang baik ditingkatkan dan yang buruk perlu diperbaiki.
Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu mensosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat.

ADHE REZA RACHMAT
3610100057

Tidak ada komentar:

Posting Komentar