Rabu, 02 Februari 2011

Peran dan Fungsi Mahasiswa

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA


Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.
1. Peran Mahasiswa
1.1 Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
1.2 Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”
Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang pertanyaannya adalah, “Nilai seperti apa yang harus dijaga ??” Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat mahasiswa sebagai insan akademis yang selalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita harus memulainya dari hal tersebut karena bila kita renungkan kembali sifat nilai yang harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga mahasiswa diwajibkan menjaganya.
Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumber dari suatu dzat yang Maha Benar dan Maha Mengetahui.
1.3 Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
Mahasiswa sebagai Agent of Change,,, hmm.. Artinya adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Lalu kini masalah kembali muncul, “Kenapa harus ada perubahan ???”. Untuk menjawab pertanyaan itu mari kita pandang kondisi bangsa saat ini. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh sekali dari kondisi ideal, dimana banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat yang menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah kita melakukan terhadap hal ini. Lalu alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar.
2. Fungsi Mahasiswa
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila dan demokrat yang
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya.
3. Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki.


Gabriel Alviano Senda Nobe
3610100025

Peran Dan Fungsi Mahasiswa

MAHASISWA adalah seseorang yang sedang menikmati keindahan pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Lembaga ini populer dengan sebutan universitas atau perguruan tinggi. Di lembaga inilah dia belajar mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah tanpa masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan yang dia miliki tanpa merasa jenuh dan bosan guna menjadi insan sejati.
Menyandang predikat mahasiswa adalah dambaan banyak orang Banyak hal yang membuat predikat yang satu ini menjadi incaran dan rebutan bagi siapapun yang doyan kenikmatan dunia, antara lain memuaskan dahaga akan ilmu, atau ingin meningkatkan status sosial ekonomi kelak di kemudian hari, bahkan ada juga yang sekedar buat gengsi dan kesenangan. Berbagai alasan inilah yang kelak akan menentukan tipe mahasiswa apakah dia ketika berkiprah di bangku perkuliahan, di samping faktor lain yaitu pergaulan yang dipilih.
Mahasiswa pasti akan selalu menjadi bagian dari sejarah perjalanan sebuah bangsa. Seperti dalam hal demokrasi, mahasiswa termasuk sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal ini dikarenakan seorang mahasiswa dibutuhkan untuk mempunyai pemikiran yang kritis dan demokratis, dan itu telah terbukti di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
Suara-suara mahasiswa sering kali merepresentasikan dan mengangkat kenyataan sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga mahasiswa beridealisasi untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang empat fungsi strategis, yaitu :
1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
2. sebagai agen perubahan (agent of change)
3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
4. sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat (guardian of value)
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah dunia dan akhirat.
Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya agar tak menjadi mahasiswa tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
Maka dari itu kita harus tau semua fungsi dan peranan kita sebagai mahasiswa, peranan dan fungsi mahasiswa adalah kita dapat menjaga nama baik dan mampu menjadi seseorang yang dapat memajukan bangsa, dengan cara bergaul yang benar, dapat berpikir kritis, karena mahasiswa sudah harus bisa hidup mandiri. Mungkin dengan mengikuti berbagai pelatihan – pelatihan kita sebagai mahasiswa dapat menambah pengalaman yang lebih baik. Sebagai mahasiswa kita juga harus mampu mengkontrol diri.
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.
Ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan mahasiswa dalam kehidupan politik maupun sosial.

1. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.

2. Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara angkatan muda.

3. kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.

4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.


Wildan Shauqi Bahar
3610100011

Senin, 31 Januari 2011

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA (FABIO/3610100005)

MAHASISWA adalah seseorang yang sedang menikmati keindahan pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Lembaga ini populer dengan sebutan universitas atau perguruan tinggi. Di lembaga inilah dia belajar mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah tanpa masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan yang dia miliki tanpa merasa jenuh dan bosan guna menjadi insan sejati.

Namun di balik semua itu menjadi mahasiswa tidaklah semudah seseorang yang belum terkatagorikan mahasiswa (pelajar), baik dia berada dalam pendidikan formal atau tidak. Karena tugas mahasiswa tak cuma belajar di kelas, baca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang menyelimuti mereka. Inilah yang dapat menambah nilai plus bagi dirinya sebagai mahasiswa jika harapan mereka terwujud dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan mereka, tak cuma menjadi harapan yang kandas di tengah keruhnya kehidupan.
MAHASISWA adalah seseorang yang sedang menikmati keindahan pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Lembaga ini populer dengan sebutan universitas atau perguruan tinggi. Di lembaga inilah dia belajar mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah tanpa masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan yang dia miliki tanpa merasa jenuh dan bosan guna menjadi insan sejati.

Namun di balik semua itu menjadi mahasiswa tidaklah semudah seseorang yang belum terkatagorikan mahasiswa (pelajar), baik dia berada dalam pendidikan formal atau tidak. Karena tugas mahasiswa tak cuma belajar di kelas, baca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang menyelimuti mereka. Inilah yang dapat menambah nilai plus bagi dirinya sebagai mahasiswa jika harapan mereka terwujud dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan mereka, tak cuma menjadi harapan yang kandas di tengah keruhnya kehidupan.

Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata agar dia tak menjadi mahasiswa gadungan yang secara hakekatnya dia pun tak mau dan tak sudi menyandangnya. Setidaknya secara garis besar ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu intelektual, moral dan sosial.

Peranan pertama, mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat. Kedua, mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas berekspresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus bisa menunjukkan tingkah laku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi dan lingkungan. Sebab dia sendiri dengan kemampuannya sudah bisa mengukur antara baik-buruknya tindakan, selain selalu dipantau dan dicontoh oleh masyarakat. Ketiga, mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan pelayan masyarakat.

Jika semua peranan penting itu terwujud menjadi nyata dalam diri mereka, maka mereka layak menyandang sebutan mahasiswa sejati bukan mahasiswa gadungan yang menurut pengamat penulis disandang kebanyakan mahasiswa sekarang. Sungguh capaian hal-hal tersebutlah yang akan menjadikan meereka berada dalam puncak kemuliaan walaupun secara dhohir mereka berada dalam kehinaan.

Berikut ini Tips menjadi mahasiswa sejati :

Definsikan ulang cita-cita. Tahun pertama kuliah ibarat titik yang menentukan. Kalau kemarin, orientasi waktu SMA kebanyakan ‘ingin kuliah jurusan X di universitas Y’. Ketika sekarang udah dapet, balik lagi, setelah ini mau jadi apa? Ke depannya mau ngapain? Fase mendefinisikan ulang cita-cita (bukan cita-cita mau jadi insinyur, tapi dengan gelar insinyur mau ngapain) ‘mikir-mikir panjang’ ke depan mau ngapain menurut saya penting banget. Karena, kalau udah dapet gambaran besar tujuan kuliah, dari sini kita bisa men-sortir kegiatan-kegiatan yang mau diambil dan menentukan prioritas.
Pandai Milih Teman Baru.Memilih teman sama artinya dengan memilih masa depan. Memilih teman sama artinya dengan memilih perilaku. Memilih teman sama artinya dengan memilih kualitas ilmu. Kita akan sulit berkembang bila sehari-hari kita bergaul dengan orang-orang malas. Kita pun akan sulit meraih kemuliaan akhlak, bila sehari-hari kita bergaul dengan orang yang buruk akhlaknya. Maka, tinggi rendahnya kualitas seorang manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas orang yang menjadi temannya.
Tentukan target IP sesuai cita-cita. Ketika anda ingin kerja di perusahaan multinasional yang bergaji besar atau berharap dapet basiswa S2 untuk jadi peneliti, IP tinggi adalah harga mati. Tapi ketika niat awal adalah ingin jadi politisi dan menganggap kampus adalah tempat untuk memperluas jaringan, IP mungkin perlu secukupnya asal lulus. Jadi ketika ada orang yang bilang ‘IP itu gak penting, yang penting organisasi’. Indikator penting gak penting nya ya tergantung cita-cita ke depan.
Ikut berbagai seminar di kampus. Lumayan loh, kadang jadi kepikiran tentang apa, atau dapet ide tentang apa. Yang jelas ini nambah wawasan dan referensi. Apalagi, seminar di kampus biasanya harganya juga murah, udah dapet makan siang, sertifikat, plus seminar kit. Jadi bener-bener ga ada ruginya kok.
Eksplorasi terus cara belajar yang paling ideal. Tiap orang cara belajarnya beda-beda. Ada yang nyaman belajar sendiri, ada yang mesti belajar kelompok (cari terus juga teman-teman belajar yang paling enak). Saya sendiri masih problem banget dengan hal ini. Tapi apapun cara belajarnya, satu hal yang pasti : merhatiin dosen dan serap sebanyak mungkin di kelas. Karena materi kuliah lebih advance dan mendalam, hampir gak ada mahasiswa yang punya pemahaman utuh tentang satu materi. Cara ngerti orang pun beda-beda. Jadi, pastikan dapet materi sebanyak mungkin dari dosen.
Taun pertama jangan terlalu gegabah. Mikir-mikir ketika mau ikut kegiatan. Walaupun banyak banget hal baru yang terlihat menarik, jangan karena serba baru semuanya dicoba. Ukur kapasitas dulu, terutama masalah waktu belajar. Ini balik lagi ke prioritas, kira-kira pengen lulus dengan kayak apa? Apakah ‘IP berapa aja asal lulus yang penting gue jadi aktivis’ atau ‘yang penting IP tinggi biar dapet kerja di perusahaan besar’ atau yang di tengah-tengah?
jangan dibiasain bergadang. Bergadang sekali-sekali pasti gak bisa dihindarin (ketika tugas menumpuk, mau UAS, dll) tapi sebisa mungkin jangan dibiasain karena gak bagus untuk jangka panjang. Caranya gimana? Ya waktu di siang harinya yang dipadetin. Kurangi waktu main facebook, makan dengan lebih cepat, jalan dengan lebih cepat, serta kurangi waktu ngobrol-ngobrol yang kurang perlu. Mendisiplinkan diri sendiri, ternyata juga bukan perkara mudah.
Jangan cepat down. Terkadang, masalah yang dateng ketika kuliah itu bisa sangat ekstrim dan gak terbayangkan sebelumnya. Sesulit apapun itu, sebisa mungkin tetap positive thinking. Pkir aja bahwa kesulitan-kesulitan itu bagian dari kita yang terus berkembang seiring waktu. Kalau dapet yang seneng-seneng terus ya gak bakal maju dan ga bakal belajar dari situ. Kalau pelajarannya gak terasa susah ya buat apa toh kita mahal-mahal kuliah?
Work hard play hard. Karena emang pressure belajarnya lebih berat dibanding SMA, ketika ada waktunya untuk senang-senang ya dimanfaatkan untuk main. Tapi, masa sih udah kuliah senang-senangnya masih nongkrong-nongkrong di mal juga? Kayaknya banyak deh hal yang fun lain yang lebih produktif misalnya olahraga, jalan-jalan ke berbagai tempat unik, berpetualang ke alam, ato ikutan gabung ke berbagai komunitas di luar kampus.
biasakan olahraga. Walau terkadang bikin males dan merasa gak ada waktu, olahraga yang rutin penting banget untuk meningkatkan stamina. Biasanya nih, indikasi kalau udah lama gak olahraga itu jadi cepet ngantuk dan badan cepet capek. Jadi segimanapun juga, mesti dipaksain. Biar gak males, coba janjian olahraga bareng temen-temen atau gabung di unit olahraga sekalian

Minggu, 30 Januari 2011

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA


Menyandang predikat mahasiswa adalah dambaan banyak orang Banyak hal yang membuat predikat yang satu ini menjadi incaran dan rebutan bagi siapapun yang doyan kenikmatan dunia, antara lain memuaskan dahaga akan ilmu, atau ingin meningkatkan status sosial ekonomi kelak di kemudian hari, bahkan ada juga yang sekedar buat gengsi dan kesenangan. Berbagai alasan inilah yang kelak akan menentukan tipe mahasiswa apakah dia ketika berkiprah di bangku perkuliahan, di samping faktor lain yaitu pergaulan yang dipilih.
Mahasiswa merupakan makhluk istimewa. Mereka ada pada lapisan umur yang memungkinkan untuk menjadi energenic dan cocok untuk menjadi pelopor perbaikan keadaan. Secara definitif, mahasiswa berasal dari dua suku kata yaitu kata maha dan siswa. Kata maha mempunyai arti paling tinggi atau lebih tinggi, sementara kata siswa merupakan seorang yang terpelajar (baik secara individu maupun kelompok). Jadi, mahasiswa adalah seorang yang terpelajar yang mempunyai kedudukan tertinggi diantara pelajar-pelajar lainnya (dalam tingkatan akademik seperti SD, SMP, dan SMA).
Mahasiswa adalah kalangan yang memiliki potensi besar melakukan mobilitas. Bahkan, hal itu sudah dilakukan semenjak mereka resmi memiliki status sebagai mahasiswa, karena status itu termasuk kelas menengah. Ke depan, selepas menyelesaikan proses pembelajaran dan pencarian jati diri mereka di kampus, pintu melakukan mobilitas itu semakin terbuka. Mobilitas secara vertikal maupun horizontal, menuju ke posisi strategis di berbagai sektor yang akan mereka geluti, baik public sector, private sector atau third sector. Tak ketinggalan, penyiapan diri mahasiswa, yang ke depan juga akan menempati ruang-ruang strategis di pemerintah, swasta maupun kampus harus dilakukan semenjak dini, dengan cara:
1. Pengembangan potensi diri dari aspek hardskill maupun softskill sebagai upaya memaksimalkan potensinya sebagai iron stock,
2. Melakukan kontrol kebijakan pemerintah terhadap penentuan arah dan karakteristik pembangunan daerah,
3. Berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan perbaikan dari kehidupan masyarakat dan berbagai permasalahan yang terjadi di sana melalui penerapan dan implementasi ilmu yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi,
4. Mengembangkan jaringan (networking) dengan berbagai pihak, khususnya yang memiliki peran dan potensi dalam pembangunan daerah.
Semua itu tak dapat terwujud manakala tidak diawali oleh kepedulian serta sikap kritis terhadap peristiwa sosial yang melahirkan niat dan kemauan untuk turut berperan serta memperbaiki masyarakat. Sehingga nantinya cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang berkedaulatan, berkeadilan, maju dan mandiri dapat diraih.
Secara definitif mahasiswa memperoleh predikat yang istimewa dimata masyarakat karena dalam keistimewaan tersebut terdapat suatu harapan yang nantinya mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik dan mampu mengisi lapisan pemimpin. Secara fungsi, mahasiswa mempunyai dua peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, mahasiswa sebagai manager dan kedua mahasiswa sebagai pencetus gagasan. Peran yang pertama lebih berorientasi pada tindakan, yaitu lebih menekankan masalah “how to get things done” sehingga peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang menunjang penyelesaian masalah dalam suatu bidang ilmu-ilmu managemen yang bersifat teknokrasi.
Dan peran kedua lebih berorientasi pada kegiatan pemikiran, yaitu lebih pada kerja “asah otak” untuk melahirkan kemungkinan alternatif sehingga dalam prakteknya peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang mengutamakan kontemplasi.Walaupun kedua fungsi itu umumnya ditemukan pada pribadi yang berbeda, namun kadang keduanya juga dapat ditemui pada satu pribadi. Peran-peran tersebut memerlukan satu syarat utama, yaitu belajar bermasyarakat, terutama belajar memimpin masyarakat. Belajar menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan secara bersama pada dasarnya adalah belajar berpolitik.
Dengan demikian, tujuan mahasiswa adalah untuk memahami fenomena-fenomena yang terdapat dalam suatu tatanan yang disebut masyarakat baik dari segi politik, ekonomi, sosial, dll. Untuk mencapai tujuan tersebut maka interaksi yang inten sangatlah diperlukan guna menghindari hal-hal yang bersifat miskomunikasi. (Taufiq Ardhan/3610100054)

Jumat, 28 Januari 2011

PERAN, FUNGSI dan POSISI MAHASISWA

Mahasiswa pasti akan selalu menjadi bagian dari sejarah perjalanan sebuah bangsa. Seperti dalam hal demokrasi, mahasiswa termasuk sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal ini dikarenakan seorang mahasiswa dibutuhkan untuk mempunyai pemikiran yang kritis dan demokratis, dan itu telah terbukti di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
Suara-suara mahasiswa sering kali merepresentasikan dan mengangkat kenyataan sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga mahasiswa beridealisasi untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :
1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
2. sebagai agen perubahan (agent of change)
3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
4. sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat (guardian of value)

Demi mengembangkan kemajuan sebuah bangsa, sesuatu yang wajib menjadi pemikiran seorang mahasiswa yaitu berperan lebih dari sekedar bertanggung jawab sebagai kaum akademis. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.

Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan dengan berpedoman kepada esensi dan agenda yang diperjuangkan, serta menanamkan semangat untuk mengontrol jalannya reformasi dengan tetap bersikap kritis sebagai pengendali dan pencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan. Namun posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu yang menyebabkan mahasiswa melakukan demonstrasi secara anarkis.

Jadi, seorang mahasiswa hendaknya berusaha menjadi mahasiswa yang ideal, yaitu mahasiswa yang tetap berpegang pada idealismenya yang kritis dan demokratis namun tetap menjaga nilai-nilai moralitas dan intelektualitas dengan penuh tanggung jawab demi kemajuan bangsa ini.






oleh : Maulana R H (3610100069)

Peran dan Fungsi Mahasiswa

Mahasiswa adalah salah satu civitas akademik yang tentu memiliki peran khusus terhadap pendidikan dan peran umum pada masyarakat. Dalam lingkup pendidikan peran mahasiswa adalah sebagai penimba ilmu yaitu sebagai seseorang yang terus belajar dan mempelajari apa yang didapatnya baik dari dosen ataupun alam sekitarnya, sedang dalam masyarakat mahasiswa adalah seorang pengabdi dan "problem solver".

Di negara-negara maju seperti amerika dan eropa tak ada istilah "mahasiswa" melainkan tetap sebagai "student" meskipun orang tersebut telah menempuh jenjang perkuliahan atau pendidikan tinggi, namun di indonesia seorang yang menempuh pendidikan tinggi adalah sangat dihargai hingga disebut sebagai "mahanya siswa" atau mahasiswa.

Peranan mahasiswa di Indonesia sangat beragam dalam berbagai sudut pandang, bahkan masyarakat awam yang sering melihat mahasiswa berdemo dan berorasi terkadang juga mengeksplisitkan mahasiswa sebagai pembuat rusuh, tukang tawuran dan sebagainya. Namun di balik berbagai pandangan tersebut mahasiswa harus dapat menjelaskan perannya melalui prestasinya untuk membuat kehidupan yang lebih baik.

Fungsi mahasiswa adalah sebagai penerus dan aset bangsa di masa depan, peran-peran besar dalam bangsa ini suatu saat akan digantikan oleh generasi baru yang tentu saja sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa sekarang. Namun satu hal yang mesti kita tekankan untuk indonesia bahwa mahasiswa haruslah berfungsi sebagai seorang enterpreneur yaitu calon pembuat lapangan pekerjaan. (Hendri Yani.S/3610100063)

Peran dan Fungsi Mahasiswa di Masyarakat


NIKEN FITRIA
   3610100029

 
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat tentu juga memliki andil di dalamnya tak terkecuali di dalam lingkungan mereka sendiri. Sebagai seorang yang terpelajar, kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan suatu ‘angin segar’ di masyarakat. Secara definitif, mahasiswa memperoleh predikat yang istimewa dimata masyarakat karena dalam keistimewaan tersebut terdapat suatu harapan yang nantinya mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik dan mampu mengisi lapisan pemimpinmahasiswa mempunyai dua peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, mahasiswa sebagai manager dan kedua mahasiswa sebagai pencetus gagasan. Peran yang pertama lebih berorientasi pada tindakan, yaitu lebih menekankan bagaimana untuk menyelesaikan masalah sehingga peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang menunjang penyelesaian masalah dalam suatu bidang ilmu-ilmu managemen yang bersifat teknokrasi. Dan peran kedua lebih berorientasi pada kegiatan pemikiran, yaitu lebih pada kerja “asah otak” untuk melahirkan kemungkinan alternatif dalam suatu permasalahan sehingga dalam prakteknya peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang mengutamakan kontemplasi. Seperti halnya melakukan berbagai kagiatan baik mengenai masalah lingkungkan maupun sosial, yang terdapat di masyarakat  guna menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi bagi masyarakat itu sendiri.
Misalnya saja dalam hal lingkungan,  para mahasiswa,tak terkecuali mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota dapat turut ambil bagian guna menata atau bahkan menambah nilai estetika lingkungan mereka. Seperti misalnya saat ada kegiatan membuat Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) para mahasiswa dapat menyumbangkan kontribusinya  dengan membuat PKM di bidang pengabdian masyarakat dengan cara meneliti suatu lingkungan yang mungkin masih kurang kesadarannya akan lingkungan mereka sehingga membiarkan rumah-rumah yang ada di sekitar mereka gersang dan membangun semua tanah yang mereka miliki tanpa menyisakan lahan sebagai  resapan air ataupun taman . Hal itu tentu saja tidak sesuai dengan aturan yang ada yang mengatur bahwa suatu rumah harus memiliki suatu lahan yang diperuntukan bagi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sebagai mahasiswa perencanaan wilayah dan kota, tentu saja hal tersebut merupakan suatu masalah dan perlu ada suatu solusi guna mengatasinya .  Dalam hal ini. kontribusi para mahasiswa dalam hal ini dapat ditunjukkan misalnya dengan cara membuat suatu proposal yang apabila disetujui, digunakan untuk membali berbagai jenis tanaman yang memilki fungsi berbeda-beda . Sehingga tidak hanya sebagai peneduh,tanaman juga dapat digunakan sebagai penghasil O2,mengurangi debu dan polusi serta dapat pula menambah nilai estetika lingkungan tersebut.
Sedangkan di bidang sosial atau dalam bermasyarakat, mahasisawa juga memliki peran yang cukup penting. Biasanya para mahasiswa membentuk suatu kelompok. Kelompok mahasiswa adalah bagian dari unsur masyarakat sipil, yaitu suatu masyarakat yang melingkupi kehidupan sosial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, dan terikat pada tatanan legal atau seperangkat nilai-nilai bersama  yang kemudian melahirkan suatu gerakan mahasiswa. Mahasiswa sebagai suatu gerakan adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakter kritis, independen, dan obyektif. Impelmentasi dari hal ini diwujudkan dalam karakter gerakannya. Gerakan mahasiswa biasanya dilakoni oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan di tingkatan kampus maupun di luar kampus sebagai wujud dari peran mahasiswa ditengah masyarakat. Gerakan mahasiswa memiliki prinsip sebagai gerakan moral yaitu gerakan mahasiswa dibangun diatas nilai-nilai ketidakadilan atau kesewenang-wenangan kekuasaan. Sebagai gerakan moral, mahasiswa melakukan kontrol sosial terhadap pemerintah sebagai upaya artikulasi kepentingan masyarakat atau sebagai penyambung lidah antara rakyat dengan pemerintah, misalnya dengan melakukan demonstrasi guna menyampaikan berbagai aspirasi rakyat kepada pemerintah. Tentu saja dengan demonstrasi yang berjalan tertib dan aman.

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA


Mahasiswa merupakan salah satu elemen masyarakat yang berperan penting dalam membangun bangsa khusnya melalui jalur akademik,oleh karena itu mahasiswa memiliki beberapa peran penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu :
Peran Mahasiswa
Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan kesenanggan) maka berarti telah berada persimpangan jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang peruban di negeri ini, jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi (entertaiment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal – hal yang lebih ilmiah dan menyentuh kerakyat maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
Peran sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya. Sebagai contoh di Kalimantan Barat pada tahuan 1998 s/d 2000 pernah terjadi gelombang pengungsian besar – besaran akibat konflik sosial di daerah ini maka mahasiswa musti ikut memperhatikan masalah ini dengan memberikan bantuan baik secara moril maupun meteril serta pemikirannya serta ikut mencarikan solusi penanganan bencana kemanusiaan ini , Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.
Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah dunia dan akhirat.
Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai makar dan kejahatan terhadap negara. Pemerintahan Orba tidak segan-segan membumi hanguskan setiap orang-orang yang kritis dan berseberangan dengan kebijakan pemerintah.



Fungsi Mahasiswa
1. Sebagai Iron Stock, mahasiswa harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di pemerintahan nantinya, berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa ini. (mesti sekuat besi)
2. Agent Of Change, mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan. Maksudnya, bila ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya.
3. Social Control, mahasiswa harus mampu mengontrol sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dengan lingkungan.
4. Moral Force, mahasiswa diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang tidak bermoral, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan.


ADIWIRA SATYA AGUSTIONO
3610100026

Peran dan Fungsi Mahasiswa

Fungsi dan Peranan Mahasiswa                                               NIKO IRJAYA DESMONDA/3610100015
Seseorang yang disebut mahasiswa adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan di lembaga perguruan tinggi selama beberapa waktu. Disnilah tempat belajar mahasiswa untuk menuntut ilmu, berpikir, memecahkan masalah tanpa masalah, belajar menjadi mandiri, peka dan melatih keterampilan yang dimiliki dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Menjadi mahasiswa tidaklah semudah seseorang yang sebelumnya masih di kategorikan siswa, baik dia berada dalam pendidikan formal atau tidak. Karena tugas mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, baca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar-seminar, dan kegiatan lainya yang bernuansa kekampusan. Inilah yang membedakan belajar dan siswa serta kuliah dan mahasiswa. Kuliah yang menurut saya adalah belajar secara aktif untuk melakukan sesuatu, maksudnya secara aktif adanya kemauan dari dalam diri tiap individu. Beda dengan siswa yang masih menurut/bergantung pada guru dan lingkungan.
Selain itu ada tugas yang lebih terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubahan dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang  dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi terhadap beberapa masalah yang sedang terjadi. Hal dapat menambah nilai plus bagi dirinya sebagai mahasiswa jika harapan mereka terwujud dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan
Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya agar tak menjadi mahasiswa tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
Maka dari itu kita harus tau semua fungsi dan peranan kita sebagai mahasiswa, peranan dan fungsi mahasiswa adalah kita dapat menjaga nama baik dan mampu menjadi seseorang yang dapat memajukan bangsa, dengan cara bergaul yang benar, dapat berpikir kritis, karena mahasiswa sudah harus bisa hidup mandiri. Mungkin dengan mengikuti berbagai pelatihan – pelatihan kita sebagai mahasiswa dapat menambah pengalaman yang lebih baik. Sebagai mahasiswa kita juga harus mampu mengkontrol diri.

peran dan fungsi mahasiswa

pada dasarnya mahasiswa mempunyai fungsi sebagai seorang yang berpendidikan di perguruan tinggi yang di haruskan untuk menjadi penerus dari generasi yang tua,tetapi saat ini mahasiswa juga sangat berperan bagi masyarakat seperti membantu menyelesaikan masalah-masalah di lingkungan sekitar masyarakat dengan ide-ide dan inovasi yang di hasilkan dari kekreatifan mahasiswa tersebut.
bukan hanya belajar tetapi mahasiswa seharusnya juga harus mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat karena mahasiswa di harapkan bisa mengantikan generasi-generasi tua dan menjadikan suatu kota atau wilayah agar lebih baik dari sebelumnya.
pembelajaran bagi mahasiswa bukan hanya untuk ke sosial masyarakat saja tetapi seharusnya juga emosional skill juga harus di tanamkan. menurut buku ESQ yang saya baca bekerja dengan emosional skill lebih banyak akan memberikan hasil yang lebih baik dari pekerjaannya.
Sebuah landasan pemikiran kenapa kita dapat hadir di sini adalah sebuah hal yang sangat substansi untuk kita melangkah lebih jauh.
Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika kita berhasil menjadi seorang Mahasiswa, entah di kampus manapun identitas sebagai mahasiswa terkadang membuat kita menjadi seseorang yang berhasil di atas yang lainnya.
Pada kasus ini, ketika kita masuk ke Perguruan Tinggi Negeri sebenarnya kita sudah menendang belasan, bahkan, puluhan atau ratusan orang yang menginginkan kursi yang kita duduki. Apakah pernah kita berpikir bagaimana nasib orang-orang yang kita tendang tersebut?
Mahalnya biaya pendidikan tinggi juga menyebabkan banyak saudara-saudara kira yang sebenarnya memiliki potensi untuk mengembangkan pemikirannya, pada akhirnya hanya dapat melihat bagaimana kebahagiaan kita yang dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih lama dan berpeluang untuk lebih meningkatkan diri.
Sebenarnya, dengan landasan tersebut, maka sepatutnya kita yang menjadi “orang terpilih” berpikir, kita berada di Untirta ini bukanlah hanya karena sebuah nasib atau pemberian dari Tuhan saja. Akan tetapi dengan adanya kita dalam perguruan tinggi ini, maka sebenarnya kita diberikan amanah dari rakyat yang mensubsidi kita, para calon – calon mahasiswa yang kita tendang, dan sebuah harapan dari orang tua kita.
Posisi yang sebenarnya menjadi sebuah beban haruslah menjadikan kita sebagai orang yang dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat secara luas, bukan hanya bagi kepentingan individu. Sekarang tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kita sudah menyiapkan apa yang bisa kita beri terhadap masyarakat, ataukah kita hanya menyiapkan apa yang dapat kita miliki saat ini?
Kondisi di Untirta sangatlah menarik tentang berbicara hal tersebut, label mahasiswa kunang-kunang (walaupun terkadang terasa diskriminatif) akan banyak diberikan kepada para mahasiswanya. Kondisi riil yang terlihat, mahasiswa Untirta masih sangat jarang yang mau berbicara tentang kondisi masyarakat saat ini, yang terjadi adalah, bagaimana kita dapat bersenang-senang saat ini.
Secara mudah untuk melihatnya adalah bagaimana tingkat partisipasi para mahasiswa di dalam proses advokasi sosial ataukah pendalaman ilmu dalam kegiatan organisasi. Hanya seper sekian persen yang muncul, ini butuh penelitian yang mendalam, namun secara kasat mata dapat terlihat.
Ketika kita menjadi mahasiswa hanyalah ingin bagaimana kita mendapatkan nilai A dalam setiap mata kuliah, agar nanti kita lulus cepat dan mendapatkan pekerjaan, maka menurut saya secara pribadi tidaklah kita harus susah payah mendalami ilmu dalam kuliah, karena kuliah yang kita lakukan hanyalah untuk diri kita sendiri, bukan berpikir sebuah perubahan bagi masyarakat, dan merupakan sebuah pemborosan waktu dan uang ketika kita harus kuliah terlebih dahulu hanya untuk mendapatkan pekerjaan saja.

nama: siti umurin s
nrp: 3610100039

Peran dan Fungsi Mahasiswa (PFM)


Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal. Kelompok ini sering juga disebut sebagai “Golongan intelektual muda” yang penuh bakat dan potensi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang dimaksud dengan mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan sebutan bagi pelajar yang melanjutkan sekolahnya hingga perguruan tinggi.
Di dalam masyarakat, mahasiswa dikenal sebagai sosok yang kritis, berani dan penuh semangat. Mahasiswa sendiri memiliki peran untuk mengontrol lingkungan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Contoh konkretnya berupa sumbangan saran, kritik ataupun solusi atas masalah yang menimpa masyarakat sekitarnya. Dan diharapkan mahasiswa bisa aktif dalam setiap kegiatan di dalam masyarakat sehingga dapat mengawasi aspek-aspek sosial atau perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Selain itu, mahasiswa menempati kedudukan yang khas di dalam masyarakat. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa, misalnya: intelektual muda, kelompok penekan (Pressure group), agen pembaharu (Agent of change), dan kelompok anti status quo.
Selain itu, mahasiswa harus memiliki moral yang baik dan turut andil dalam menjaga moral masyarakat. Dengan moral yang baik maka akan menghindari terjadinya kejahatan yang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Nilai moral saat ini sangat dibutuhkan mengingat beberapa tindak kejahatan yang beredar di masyarakat, dikarenakan kurangnya nilai moral yang dimiliki masyarakat. Sehingga disinilah diperlukan peran aktif mahasiswa yang bukan hanya memberi contoh kepada masyarakat tetapi juga mengawasi terjadinya penggeseran nilai moral itu sendiri. Dengan attitude dan moral yang baik, tidak sulit untuk meyakinkan masyarakat akan ide atau gagasan yang ingin disampaikan, karena masyarakat sekarang sudah lebih pintar dan dewasa dengan lebih mempercayai sesuatu yang konkret dan sudah terbukti kebenarannya.
Peran mahasiswa sejauh ini senantiasa diwarnai oleh situasi politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa dikenal sebagai kelompok yang kritis sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan sosial dan kebijakan politik, ekonomi. Mereka sangat tidak toleran dengan penyimpangan apapun bentuknya dan nurani mereka yang masih relatif bersih dengan sangat mudah tersentuh sesuatu yang seharusnya tidak terjadi namun ternyata itu terjadi atau dilakukan oleh oknum atau kelompok tertentu dalam masyarakat dan pemerintah.
Diakui atau tidak peran mahasiswa memang sangat strategis dalam perubahan sosial. Ide-ide mahasiswa sering dianggap sebagai suara rakyat, karena kedekatan sosial mereka dengan masyarakat bawah. Ide-ide mahasiswa sering dianggap sebagai ide yang membela kaum lemah dan terpinggirkan. Mahasiswa juga dianggap sebagai pemecah kebuntuan dan problem solver terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan juga pembawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Di Indonesia ada slogan yang menyatakan “ Pemuda harapan bangsa” atau “Maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada Pemudanya”. Beberapa slogan diatas menunjukkkan bahwa pemuda atau mahasiswa memang akan akan menjadi penerus dari generasi sekarang. Generasi sekarang jelas akan termakan usia, pemuda/mahasiswa sebagai generasi penerus akan melanjutkan dan memikul segala beban dan akibat dari generasi sekarang. Karena para pemuda/mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan.
Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan pembina pada masa depan ditantang untuk memperlihatkan kemampuan untuk memerankan peran itu. Jika gagal akan berdampak negatif pada masyarakat yang di pimpinnya, demikian pula sebaliknya. Melihat realitas dan tantangan itu, mahasiswa memiliki posisi yang sangat berat namun sangat strategis dan sangat menentukan. Bukan zamannya lagi untuk sekedar menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dari perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi, tetapi harus mewarnai perubahan tersebut dengan warna masyarakat yang akan dituju dari perubahan tersebut adalah benar-benar masyarkat yang adil dan makmur.


                                                                             Nama: Una Dika Firmanila
                                                                      NRP: 3610100056           
                “we proud to be planner”  

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

Mahasiswa is What They Wants to Be

Selama ini jika muncul pertanyaan “Apakah Peran dan Fungsi Mahasiswa ?”, maka jawabannya tidak akan terlalu jauh dari beberapa poin ini :

1. Mahasiswa sebagai Iron Stock 
Mahasiswa diharapkan untuk menjadi pengganti para pemimpin bangsa yang hebat di masa depan. Tentu saja dengan mental sekuat besi.

2. Mahasiswa sebagai Agent of Change
Sebagai agen perubahan, para mahasiswa diharapkan dapat membawa angin perubahan yang positif kepada tanah air.

3. Mahasiswa sebagai Social Control
Memiliki Sense of Crisis. Mahasiswa hendaknya tidak hanya mampu dalam bidang akademis saja, tapi juga mampu bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.

4. Mahasiswa sebagai Moral Force
Menjaga moral-moral yang telah ada dan tentu saja turut melaksanakan moral tersebut.

Poin-poin tersebut memang sudah benar. Jika para mahasiswa memenuhi syarat di atas, bangsa kita akan menakutkan di mata dunia. Tapi perlu disadari bahwa Peran dan Fungsi Mahasiswa tidak hanya sebatas sebagai iron stock, agent of change, social control, serta moral force saja. Mahasiswa memiliki peran dan fungsi yang lebih beragam dan luas lagi. Kita merupakan remaja yang sudah “maha” secara fisik, kemampuan, dan mental namun tetap merupakan “siswa” yang masih harus banyak belajar banyak hal. Sebagai “siswa” yang telah “maha” yakinlah, mahasiswa bisa menjadi apapun yang mereka mau.

Mahasiswa is What They Wants to Be

Jika kita menengok ke belakang, sudah terpatri dalam sejarah bahwa “Empat Poin Peran dan Fungsi Mahasiswa” dimiliki oleh hampir seluruh mahasiswa bangsa ini. Mulai dari fase pemberontakan terhadap penjajah hingga sampai pada fase kemerdekaan, mahasiswa selalu yang menjadi sorotan. Tak hanya terhenti disitu, mahasiswa juga terus berkontribusi hingga ke fase era reformasi. Namun bagaimana dengan mahasiswa di era modern globalisasi sekarang ini ?

Para lulusan mahasiswa banyak yang menyayangkan tingkah laku mahasiswa di zaman modern ini. Hedon, itu kata mereka. Dan masih banyak pendapat lain yang cenderung negatif mengenai Peran dan Fungsi Mahasiswa sekarang. Intinya, mahasiswa sekarang sudah menyimpang dari kodrat yang sesungguhnya.

Hal yang sering terdengar adalah mahasiswa sekarang cenderung tidak peduli terhadap esensi. Kalau pun peduli, mahasiswa selalu mengaitkan hal tersebut dengan kepentingan individu masing-masing. Entah mahasiswa sekarang yang mulai terbiasa berpolitik atau politik yang sudah merasuk dalam jiwa kita. Bisa dikatakan, mereka menganggap mahasiswa “tidak tahu esensi tetapi sok”. Dengan idealisme mahasiswa, kita harus tetap percaya dan yakin pada diri sendiri selama itu positif. Sebab jika ditelaah, berpolitik bukan hal yang luar biasa lagi bagi mahasiswa. Sebagai bukti, dapat dilihat berbagai kegiatan organisasi yang ada di perguruan tinggi. Memang kebanyakan masih politik yang bersifat semi dan bayangan karena sebagai “siswa”, kita tetap harus dibimbing oleh mereka yang sudah lulus dari tahapan siswa. Namun faktanya, mahasiswa kerap menjadi Shock Therapy bagi mereka untuk terus meningkatkan kualitas diri agar tidak kalah oleh kita yang berkemampuan “maha”. Bahkan tukar pikiran dengan mahasiswa pun sering dilakukan. Bukan itu saja, mahasiswa juga berfungsi sebagai Reminder bagi mereka, bahwa kelak mereka akan digantikan oleh kita yang sekarang memang masuh berstatus mahasiswa.

Gambaran sederhana tersebut membuktikan bahwa kita, para mahasiswa ini, dapat menjadi apapun yang kita mau dan tetap bisa menunjukkan kemahasiswaan kita. Asal ada usaha tentunya. Jadi tetap yakin saja dengan peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa. Because, Mahasiswa is What They Wants to be !


Tiya Paprilafitri Hardono
(3610100019)

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

MAHASISWA

4 PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA
1. Sebagai Iron Stock, mahasiswa harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di pemerintahan nantinya, berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa ini. (mesti sekuat besi)
2. Agent Of Change, mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan. Maksudnya, bila ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya.
3. Social Control, mahasiswa harus mampu mengontrol sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dengan lingkungan.
4. Moral Force, mahasiswa diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang tidak bermoral, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan.
Ke empat peran fungsi mahasiswa diatas termasuk dalam salah satu pengertian secara umum tridharma atau Tiga Dasar Mahasiswa yaitu “Pengabdian masyarakat”
Memang dalam kenyataanya dan saya akui sendiri,ke empat peran fungsi mahasiswa ini tidak terletak atau bahkan tidak tertanam pada diri rata-rata mahasiswa jaman skarang. Rata-rata mahasiswa jaman skarang ini hanya mengurus diri nya sendiri,tidak melihat dan tidak melakukan pengabdian dirinya pada masyarakat. Mahasiswa sekarang hanya mengikuti berbagai kegiatan yang telah dijadwalkan oleh pihak kampus nya masing-masing,tanpa ada pembicaraan atau dengan kata lain diskusi diluar kegiatan mata kuliah kampus, sebagai misal mereka hanya mempelajari berbagai matakuliah dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen,yang hanya ujung-ujung nya hanya ingin mendapat nilai bagus dari mata kuliah tersebut, seperti hal nya kita ini “Siswa yang kuliah”. Disini saya tidak menyalahkan para mahasiswa yang berpikiran dan melakukan seperti itu,memang berpikir seperti itu bukan hal yang buruk dan itu hal yang positif,namum lepas dari itu semua janganlah kita hanya mengejar nilai setinggi tingginya,namun belajar lah pula kita untuk memberikan yang terbaik dan merubah sesuatu yang tadinya buruk menjadi baik,dan yang baik menjadi lebih baik untuk masyarakat dan tentunya untuk negara kita ini.Buat apa kita mengejar nilai setinggi tingginya kalu kita tidak memiliki ilmu dan skill diluar matakuliah,buat apa kita mendapat IP yang tinggi nyatanya kita tidak dapat mengabdikan diri pada masyarakat,tidak dapat memberi perubahan pada negara kita tercinta ini.
Saya Dhimas Yogi pada saat ini baru memulai untuk mempelajari peran dan fungsi mahasiswa yang sesungguhnya. Menjadi mahasiswa yang mempunyai hasil dan mempunyai perubahan kedepan yang lebih baik untuk negara kita ini. Bila ada yang sepemikiran dengan saya,mari bersama sama kita saling belajar dan membelajari,mengapa saya berkata seperti ini,karna saya menyadari ilmu saya masih sangatlah kurang untuk menjadi MAHASISWA yang memiliki ke empat peran dan fungsi mahasiswa tersebut. Diluar sana masih sangatlah banyak ilmu-ilmu yang dapat kita terima yang ilmu-ilmu tersebut tidak terdapat pada setiap pada matakuliah yang kita pelajari.
Mari para mahasiswa kita bersama sama merubah kehidupan negara kita dengan ilmu dan keterampilan yang telah kita pelajari bersama !!
Dhimas Yogi N
(3610100009)

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

Mahasiswa tidak dapat lagi disebut seorang siswa karena mahasiswa sudah memasuki lingkungan dan suasana yang jauh berbeda dari bangku sekolahan. Belajar di Perguruan Tinggi lebih banyak menuntut belajar mandiri. Sistem pendidikannya pun sudah lebih kompleks daripada sewaktu di SMA, baik dari segi akademik, administrasi, kemahasiswaan, serta unsur-unsur penunjang belajar lainnya. Mahasiswa memiliki potensi dan kesempatan yang berbeda dengan masyarakat di luar kemahasiswaan. Kelebihan ini bisa dikatakan mampu mengangkat mahasiswa sedikit di atas masyarakat pada umumnya. Karena mahasiswa belum tercampuri urusan sebuah golongan, parpol dan organisasi lain di luar lingkungan kampus. Sehingga dapat juga dikatakan mahasiswa memiliki kebebasan dalam mengeluarkan idealism dimana ideailsme tersebut memang benar-benar murni dari pribadi mahasiswa tersebut dan tidak terkontaminasi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna idealisme itu sendiri.
Mahasiswa memiliki kewajiban untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara, terutama bagi kita yang beruntung dahpat meneruskan ke Perguruan Tinggi Negeri seperti ITS. Bukannya hanya mementingkan kebutuhan paribadi. Sudah sepatutnya kita menyandang kewajiban itu karena kita “disubsidi” oleh rakyat. Oleh karena itu perlu dirumuskan peran dan fungsi mahasiswa untuk mnentukan arah kontribusi mahasiswa.
Peran Mahasiswa
Mahasiwa Sebagai Agen Perubahan
Orang yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung, dan orang yang hari ini sama dengan kemarin adalah orang yang merugi. Dari kalimat tersebut dapat kita simpulkan bahwa jika kita menginginkan sesuatu yang lebih baik maka kita harus melakukan perubahan. Tentunya perubahan dalam arah yang positif. Mahasiswa adalah golongan pemuda yang menjadi motor penggerak roda perubahan. Meskipun tidak semua pemuda di Indonesia bisa meneruskan ke jenjang Perguruan Tinggi, dari jumlah pemuda yang ada di Indonesia hanya sekitar 7% yang bisa meneruskan ke Perguruan Tinggi, dan dari 7% pemuda tersebut hanya segelintir orang yang mau mengkaji tentang peranya sebagai mahasiswa terhadap bangsanya. Perubahan tidak harus dengan merombak besar-besaran suatu hal. Namun perubahan dapat dilakukan mulai dari lingkup yang kecil yaitu diri sendiri. Dengan kemampuan merubah diri sendiri, insya Allah kita dapat merubah keluarga, masyarakat, hingga berujung pada perubahan bangsa menuju ke arah yang lebih baik.
Mahasiswa Sebagai Generasi Penerus
Mahasiswa diharapkan dapat menjadi generasi penerus atau disebut Iron Stock, dimana mahasiswa dituntut untuk manjadi manusia yang tangguh dan memiliki akhlak yang mulia untuk menggantikan generasi sebelumnya. Sehingga masa depan bangsa dapat terjamin. Sejarah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah terjadi perubahan-perubahan besar, dimulai dari zaman nabi hingga era reformasi. “Mengapa harus Iron Stock, bukannya Silver Stock atau Golden Stock saja? Kan lebih bagus dan mahal”. Sesuai dengan kodrat manusia yang sesuai dengan besi itu sendiri, dimana besi akan berkarat dan harus diganti dengan besi baru yang lebih kokoh. Sama juga dengan generasi lama yang harus diganti dengan generasi baru yang meiliki pemikiran yang lebih segar dan tenaga yang kuat.
Mahasiswa Sebagai Penjaga Nilai-Nilai Masyarakat
Pada hakekatnya mahasiswa adalah insan akademis yang berpikir secara ilmiah dalam mencari kebenaran. Mahasiswa harus menjaga nilai kebenaran ilmiah agar tidak bergeser dari kebenaran itu sendiri. Untuk itu kebenaran dari nilai yang harus dijaga oleh mahasiswa harus mutlak kebenarannya yang bukan merupakan hasil pemikiran dari individu, melainkan nilai yang berasal dari dzat yang Maha benar dan Maha Mengetahui.
Fungsi Mahasiswa
Mahasiswa adalah kaum akademis yang harus mempunyai kepekaan dan bersifat kritis mengenai masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Dua sifat tersebut bukanlah bawaan dari lahir. Tapi keduanya dapat muncul bila kita berfikir dengan pembenaran ilmiah. Namun tidak hanya peka dan kritis yang diwajibkan tertanam pada diri mahasiswa, namun juga harus dapat memahami dan menemukan solusi dari masalah-masalah yang ada. Selain itu mahasiswa harus dapat mengembangkan diri agar menjadi generasi yang tanggap, cekat dan sigap menghadapi tantangan masa depan.

Peran dan fungsi mahasiswa di atas saling berhubungan satu dengan lainnya, dan setiap insan akademis wajib memilikinya agar tercipta bangsa yang arif, sejahtera, aman dan beriman, amiin.


Rifki Alvian Syafi`i
(3610100060)